Sejarah Desa BojaOleh Luluk Risty MarganiSos_Ant UNNES’05Berawal dari  terjemahan - Sejarah Desa BojaOleh Luluk Risty MarganiSos_Ant UNNES’05Berawal dari  Bahasa Melayu bagaimana untuk mengatakan

Sejarah Desa BojaOleh Luluk Risty M

Sejarah Desa Boja
Oleh Luluk Risty Margani
Sos_Ant UNNES’05

Berawal dari cerita Tutur–Tinular dari para sesepuh desa Desa Boja dan dari dukungan dari beberapa buku catatan sejarah terkait dengan keberadaan desa Boja yang tidak lepas dari kegiatan bernama syawalan dan acara ziarah di makam se Dapu Boja, telah berjalan pada setiap tahun hingga sekarang.

Dimulai dari Tokoh yang bernama Ki Ageng Pandanaran yang kita kenal sebagai salah satu Bupati di Semarang, konon adalah Bupati yang pertama. Ki Ageng Pandanaran adalah keturunan dari Pangeran Mode Pandan termasuk keturunan Sultan Demak Raden Bagus Sebrang Lor atau Pangeran Adi Pati Sepuh. Pangeran Mode Pandan mempunyai seorang putra bernama Raden Pandanaran dan seorang putri bernama Ni Pandansari. Atas kehendak Pangeran Mode Pandan beliau mengajak putra dan putrinya dengan disertai oleh beberapa pengawalnya meninggalkan kota Demak menuju ke arah barat daya guna menyebarkan agama Islam. Dan sampailah disuatu daerah yang bernama pulau tiring dan disitulah beliau mendirikan pesantren. Dengan keberadaan pesantren tersebut, daerah tresebut semakin ramai dan makmur karena disamping mengajarkan agama Islam, Pangeran Mode Pandan juga mengajarkan tata cara bertani yang baik. Berbagai jenis tanaman tumbuh di pulau tiring, hanya satu jenis pohon yang langka (Bhs : arang) yaitu pohon ASEM. Sehingga suatu ketika daerah yang bernama pulau tiring tersebut berubah menjadi SEMARANG dari kata ASEM dan ARANG. Dan disebut pula bergota karena tempatnya yang berbukit.

Pada suatu ketika putra Pangeran Mode Pandan yang bernama Raden Pandanaran memerintah Semarang sebagai Bupati yang pertama dijuluki Ki Ageng Pandanaran. Oleh karena dipandang sudah cukup untuk menjabat Bupati di Semarang beliau seperti halnya ayahnya, melepas jabatannya sebagai Bupati Semarang dan ingin menyebarkan agama Islam kemudian beliau pergi meninggalkan Semarang menuju ke arah selatan tiba disuatu daerah yang sekarang bernama Tembayat, beliau meninggalkan Tembayat dan dikenal sebagai Sunan Bayat.

Sepeninggal kakanya Raden Pandanaran, Ni Pandansari berkeinginan untuk menyusul jejak kakaknya tersebut dengan mengajak pengawal dan abdi kinasihnya bernama Wonobodro dan Wonosari (terkenal dengan sebutan Ki Wonobodro dan Ki Wonosari). Karena sewaktu akan meninggalkan adiknya tersebut Ki Ageng Pandanaran hanya berpesan akan menyebarkan agama Islam di daerah ke arah selatan, maka pengertian Ni Pandansari bahwa daerah selatan Semarang daerah yang bernama Blimbing Segulung, disitulah kakaknya berada. Sehingga pada suatu ketika rombongan Ni Pandansari sampailah di daerah tersebut yang ternyata perguruan agama (pesantren) dipimpin oleh Ki Jiwaraga. Dan pada saat itulah Ni Pandansari beserta oengikutnya memutuskan untuk diangkat sebagai murid di perguruan tersebut, yang secara langsung dengan suka hati diterima dierima oleh Ki Jiwaraga.

Di sebelah timur perguruan tersebut terdapat dearah yang banyak ditumbuhi berbagai tanaman bunga yang indah-indah, daerah tersebut terkenal dengan nama Tegal Sekaran (sekarang sudah menjadi sawah) dan sifat seoarng perempuan apalagi masih status seorang gadis yang baru menginjak dewasa (diceritakan bahwa Ni Pandansari adalah seorang remaja tergolong berparas cantik dan menawan) kerap bermain dengan sesama para santri di areal tersebut dan suatu ketika bersama kawan-kawannya membuat sayembara untuk saling menunjukkan kemahirannya membuat sumber mata air dan siapa yang berhasil akan mendapat anugerah. Ternyata semua kawan-kawannya tidak berhasil memenangkan sayembara tersebut, sehingga Ni Pandansari menancapkan kerisnya (Bhs Jawa : CIS atau Keris Kecil) di tanah sehingga berkat kekuasaan Allah, munculah sumber / mata air di lokasi dimana keris tersebut ditancapkan dan kelak sumber mata air tersebut bernama sendang Sebrayat atau juga disebut juga sendang Sebrayut. Karena dari sumber air tersebut bisa dimanfaatkan untuk keperluan mandi cuci, untuk pengairan sawah/tegalan bahkan konon apabila keluarga yang sudah lama belum memiliki keturunan (anak) air dari sumber tersebut bisa digunakana untuk sarat memperoleh keturunan (atas seijin Allah).

Suatu ketika di perguruan tersebut kedatangan seorang pemuda nan gagah perkasa, utusan dari Keraton Cirebon bernama K Dhapuraja (konon masih keturunan Sultan Cirebon) dan ikut berguru agama Islam di Perguruan Blimbing Segulung tersebut. Ada pepatah witing tresno jalaran saking kulino, maka kedua sejoli antara Ni Pandansari dengan Ki Dhapuraja timbul saling cinta mencintai dan berkat petunjuk Allah, maka kedua sejoli tersebut oleh Ki Jiwaraga dinikahkan dan hidup sebagai suami isteri.

Pada suatu ketika Ni Pandansari dan Ki Dhapuraja berpamitan kepada Ki Jiwaraga untuk hidup mandiri, kemudian kedua suami isteri tersebut pergi ke arah utara dengan diikuti oleh para pengiringnya termasuk abdi kinasihnya. Dan membuka daerah baru untuk tempat penyebaran agama Islam sekaligus untuk tempat tinggal (kini tempat tersebut disebut waqaf (langgar waqaf), karena
0/5000
Dari: -
Ke: -
Keputusan (Bahasa Melayu) 1: [Salinan]
Disalin!
Historical Village Boja
Oleh Lulu Risty Margani
Sos_Ant UNNES'05

Bermula dari cerita Speech-Tinular orang-orang tua kampung dari Kampung Boja dan sokongan daripada beberapa buah buku yang berkaitan dengan sejarah kampung Boja tidak boleh dipisahkan daripada aktiviti-aktiviti dan acara-acara yang dinamakan haji Syawalan di kubur se Dapu Boja, telah berjalan setiap tahun sehingga sekarang.

Bermula dari angka itu bernama Ki Ageng Pandanaran yang kita kenali sebagai salah satu Regents di San Francisco, berkata Pemangku Raja adalah yang pertama. Ki Ageng Pandanaran adalah keturunan Prince Mode Pandan termasuk keturunan Sultan Demak Raden Bagus Overseas Utara atau Elder Adi Pati. Prince Mode Pandan mempunyai putera bernama Raden Pandanaran dan seorang anak perempuan bernama Ni Pandansari. Kepada keperluan Kaedah Pandan dia telah mengambil anak lelaki dan anak perempuannya, diiringi beberapa pengawal peribadi telah meninggalkan bandar Demak menuju barat daya untuk menyebarkan Islam. Dengan demikian datanglah ia di daerah yang bernama memenatkan pulau dan itulah di mana beliau menubuhkan sekolah berasrama penuh. Dengan adanya sekolah berasrama, daerah tresebut lebih dan lebih makmur dan juga untuk mengajar agama Islam, Mod Pandan juga mengajar prosedur pertanian yang baik. Pelbagai jenis tumbuhan tumbuh di pulau itu memenatkan, hanya satu jenis pokok yang jarang berlaku (Bhs: arang batu) yang ASEM pokok. Oleh itu, apabila kawasan yang dipanggil pulau itu berubah menjadi SEMARANG memenatkan berkata ASEM dan arang. Dan bergota juga menggesa tempat yang berbukit.

Pada satu ketika anaknya Mode Pandan Raden Pandanaran Semarang peraturan sebagai pemangku raja pertama digelar Ki Ageng Pandanaran. Oleh itu dianggap terlalu tua untuk berkhidmat di Semarang Regent seperti ayahnya, mengambil kedudukannya sebagai Ketua Semarang dan mahu menyebarkan agama Islam dan kemudian dia meninggalkan Semarang menuju ke selatan untuk tiba di kawasan yang kini dikenali sebagai Tembayat, beliau meninggalkan Tembayat dan dikenali sebagai Sunan Bayat .

Selepas kematian saudaranya Prince Pandanaran, Ni Pandansari bersedia untuk mengikuti jejak langkah adiknya dengan mengambil pengawal dan hamba yang dicintainya bernama Wonobodro dan Woodend (dikenali sebagai Ki Ki Wonobodro dan berturap). Kerana manakala abangnya akan meninggalkan Ki Ageng Pandanaran hanya dinasihatkan untuk menyebarkan Islam di selatan, maka maksud bagi NI Pandansari kawasan yang selatan kawasan Semarang dipanggil Blimbing roll, itu di mana adiknya. Jadi pada satu masa apabila kumpulan Ni Pandansari itu masuk kawasan lilitan agama pendidikan (asrama), yang diketuai oleh Ki Jiwaraga. Dan itulah apabila saya membuat keputusan Pandansari dan oengikutnya untuk dilantik sebagai seorang pelajar di universiti, yang tinggal secara sukarela diterima oleh Ki Jiwaraga apabila ia tiba.

Di timur terdapat landskap universiti tumbuhan terlalu besar bunga indah-indah, kawasan yang dikenali pekerja-pekerja sekarang dengan nama (sekarang penternak a) dan alam semula jadi masih pagi, seorang wanita apatah lagi status seorang gadis yang baru saja mencapai dewasa (Ni Pandansari diberitahu bahawa remaja adalah cukup sempurna dan menawan) sering bermain dengan pelajar-pelajar lain di kawasan itu dan apabila bersama kawan-kawannya membuat pertandingan untuk menunjukkan kemahiran beliau untuk membuat setiap musim bunga dan yang berjaya mendapat anugerah itu. Rupa-rupanya semua sahabatnya berjaya memenangi pertandingan ini, jadi Ni Pandansari keris terperangkap (dalam Java: Kris CIS atau kecil) atas alasan terima kasih kepada kuasa Tuhan, datang sumber / mata air di lokasi di mana sarung dimasukkan dan kemudian mata air dinamakan spring Sebrayat atau juga dirujuk sebagai musim bunga Sebrayut. Kerana sumber air boleh digunakan untuk mandi, basuh, untuk pengairan / kering walaupun apabila dikatakan bahawa keluarga itu tidak mempunyai keturunan yang panjang (kanak-kanak) sumber air untuk penggunaan istilah itu boleh memperoleh keturunan (dengan izin Allah).

Satu masa di kolej kedatangan seorang lelaki muda nan Rasul berkuasa New Palace bernama K Dhapuraja (kononnya masih keturunan Sultan Delhi) dan ikuti belajar Islam di Universiti Blimbing roll a. Terdapat sayang berkata Mulakan kerana minum, kedua-dua sedang berkasih-kasihan antara Ni Pandansari dengan Ki Dhapuraja timbul cinta dan suka antara satu sama terima kasih lain kepada petunjuk Allah, maka kedua-dua sedang berkasih-kasihan adalah oleh Ki Jiwaraga berkahwin dan hidup sebagai suami isteri.

Pada satu ketika Ni Ki Dhapuraja Pandansari dan mengucapkan selamat tinggal kepada Ki Jiwaraga untuk hidup secara bebas, dan kedua-dua suami dan isteri akan ke utara, diikuti oleh rombongan beliau, termasuk hamba yang dicintainya. Dan membuka kawasan baru untuk meletakkan penyebaran Islam serta tarikan pelancong (kini dikenali sebagai wakaf daripada (hit wakaf), kerana
Sedang diterjemahkan, sila tunggu..
 
bahasa-bahasa lain
Sokongan terjemahan alat: Afrikaans, Albania, Amhara, Arab, Armenia, Azerbaijan, Bahasa Indonesia, Bahasa Melayu, Basque, Belanda, Belarus, Bengali, Bosnia, Bulgaria, Catalan, Cebu, Chichewa, Cina, Cina Tradisional, Corsica, Croatia, Czech, Denmark, Esperanto, Estonia, Finland, Frisia, Gaelic Scotland, Galicia, Georgia, Greek, Gujerat, Hausa, Hawaii, Hindi, Hmong, Hungary, Ibrani, Iceland, Igbo, Inggeris, Ireland, Itali, Jawa, Jepun, Jerman, Kannada, Kazakh, Kesan bahasa, Khmer, Kinyarwanda, Klingon, Korea, Kreol Haiti, Kurdistan, Kyrgyz, Lao, Latin, Latvia, Lithuania, Luxembourg, Macedonia, Malagasy, Malayalam, Malta, Maori, Marathi, Mongolia, Myanmar, Nepal, Norway, Odia (Oriya), Parsi, Pashto, Perancis, Poland, Portugis, Punjabi, Romania, Rusia, Samoa, Sepanyol, Serbia, Sesotho, Shona, Sindhi, Sinhala, Slovak, Slovenia, Somali, Sunda, Swahili, Sweden, Tagalog, Tajik, Tamil, Tatar, Telugu, Thai, Turki, Turkmen, Ukraine, Urdu, Uyghur, Uzbek, Vietnam, Wales, Xhosa, Yiddish, Yoruba, Zulu, terjemahan bahasa.

Copyright ©2024 I Love Translation. All reserved.

E-mail: