ASAL USUL DESA NGOMBAKASRAHBATINPada jaman dahulu, hiduplah seorang ja terjemahan - ASAL USUL DESA NGOMBAKASRAHBATINPada jaman dahulu, hiduplah seorang ja Bahasa Melayu bagaimana untuk mengatakan

ASAL USUL DESA NGOMBAKASRAHBATINPad

ASAL USUL DESA NGOMBAK
ASRAHBATIN

Pada jaman dahulu, hiduplah seorang janda yang bernama Larapan bersama kedua anaknya yang menginjak remaja disuatu tempat yang tidak disebutkan namanya. Dua anak tersebut terdiri dari laki-laki dan perempuan yang bernama DONO dan DINI. Pada suatu saat,kedua anak tersebut merasa lapar dan minta makan kepada ibunya yang sedang menanak nasi tetapi belum masak. Berkali-kali kedua anak tersebut minta makan pada ibunya,sehingga membuat kesabaran ibunya hilang. Dengan spontan ibunya memukul kepala si DONO dengan enthong sampai terluka. Si DONO merasa sakit hati dan kemudian pergi meninggalkan rumah tanpa pamit.

Setelah beberapa hari pergi,si DINI merasa kasihan dan berusaha untuk mencari kakaknya,sehingga ia ikut meniggalkan rumah ibunya. Keduanya mengembara tak tahu tujuan. Sekian lama pergi,si DINI belum bisa menemukan kakaknya. Dalam perjalanan si DONO,ia menemukan beberapa tempat yang kemudian diberi nama olehnya. Diantaranya,pada suatu saat ia menemukan sungai yang penuh dengan batu karang yang baunya langu,sehingga tempat tersebut olehnya diberi nama Desa Karanglangu. Dan akhirnya ia menetap disitu ( Karanglangu ) seorang diri. Sedangkan dalam perjalanan si DINI,ia juga mememukan beberapa tempat diantaranya,pada suatu saat ia melewati tepi sungai yang penuh dengan binatang kunang-kunang,sehingga tempat tersebut diberi nama Dusun Kalikonang. Kemudian meneruskan perjalananya dan menemukan tempat ditepi sungai yang penuh dengan pohon gandri sehingga tempat tersebut diberi nama Dusun Kedunggandri. Dan yang paling penting ia menemukan tempat yang tanahnya bergelombang-gelombang/ berombak-ombak,sehin- gga tempat tersebut diberi nama DESA MGOMBAK. Dan akhirnya iapun juga menetap disitu ( NGOMBAK ) seorang diri.

Setelah keduanya dewasa,keduanya bertemu sebagai seorang laki-laki dan perempuan dewasa,tapi keduanya tidak tahu kalau mereka bersaudara,sehingga keduanyapun saling tertarik. Akhirnya si DONO diajak mampir ke rumah si DINI. Sejak saat itu keduanya saling jatuh cinta.

Pada suatu saat,si DONO melamar si DINI yang hidup sendirian,dan lamaran tersebut diterima dengan senang hati. Pada kunjungan berikutnya, si DINI diminta oleh si DONO untuk memijit badannya. Saat asyiknya memijit,si DINI melihat bekas luka di kepala si DONO dan kemudian ia menanyakan penyebab luka tersebut. Oleh DONO diceritakan bekas luka itu,bekas luka itu dipukul ibunya dengan enthong pada saat masih remaja karena merengek-rengek minta makan. Jawaban tersebut menyebabkan si DINI kaget dan menerka-nerka dalam hati bahwa DONO adalah kakak kandungnya. Dan setelah keduanya bercerita panjang lebar,mereka menyadari bahwa mereka adalah saudara kandung. Akhirnyapun pertunangan mereka yang telah dilakukan,sepakat dibatalkan.

Dan untuk mempererat persaudaraan antara keduanya maka setiap 2 tahun sekali si DONO yang bertempat tinggal di Ds.Karanglangu berkunjung ke tempat adiknya si DINI yang bertempat tinggal di Ds.Ngombak. Acara tersebut masih diperingati sampai saat ini setiap tahun genap bulan September / Oktober yang dinamakan ASRAHBATIN. Itulah kisah asal-usul terjadinya Ds.NGOMBAK.


Asrahbatin adalah acara 2 tahun sekali yang diadakan oleh Desa Ngombak dan Desa Karanglangu yang terpisah oleh sungai aliran dari sungai Tuntang. Acara ini digelar dengan jalan, para rakyat Karanglangu beserta kepala desanya yang menaiki kuda menyeberang sungai Tuntang yang merupakan perbatasan kedua desa, sedangkan para rakyat dan kepala Desa Ngombak bersiap-siap di sungai untuk menjemput kedatangan warga Karanglangu. Setelah saling bertemu, warga-warga saling bersalaman dan menuju kediaman kepala desa Ngombak. Disana, diceritakan asal mula Desa Ngombak dan Desa Karanglangu serta dusun-dusun yang terdapat di dalamnya. Acara ini diadakan sebagai bentuk silaturahmi kedua desa yang merupakan saudara, sekaligus meneruskan tradisi yang telah turun temurun mendarah daging di 2 desa. Di antara 2 desa itu pun, tidak diperbolehkan warganya saling jatuhcinta. Dalam arti, warga Desa Ngombak dilarang jatuhcinta dengan warga Karanglangu, dan sebaliknya. Namun , jika jatuhcinta sesama warga Ngombak, atau sesama warga Karanglangu haknya sah-sah saja. Pelarangan jatuhcinta antara 2 desa itu dikarenakan kedua desa masih memiliki tali ikatan persaudaraan seperti cerita di atas, dan jika larangan itu dilanggar konon dapat menimbulkan bencana yang akan menimpa kedua desa. Tradisi itu pun masih berlanjut sampai sekarang dan warga kedua desa selalu menghormati tradisi turun temurun itu.
0/5000
Dari: -
Ke: -
Keputusan (Bahasa Melayu) 1: [Salinan]
Disalin!
ASAL USUL THE gelombang VILLAGE
ASRAHBATIN

Pada masa dahulu, hidup seorang janda bernama Permohonan dengan dua orang anaknya yang merupakan seorang remaja di tempat yang tidak dikenali. Dua kanak-kanak terdiri daripada lelaki dan wanita dipanggil dan Dono AWAL. Pada satu ketika, anak kedua lapar dan meminta makanan kepada ibunya yang sedang memasak nasi, tetapi belum masak. Banyak kali anak-anak bertanya kepada ibunya untuk makan, membuat dia hilang sabar. Dengan ibu spontan memukul kepalanya dengan Dono enthong tercedera. The Dono merasa sakit dan kemudian meninggalkan rumah tanpa berkata selamat tinggal.

Selepas beberapa hari pergi, DINI berasa maaf dan cuba untuk mencari adiknya, jadi dia telah mengambil ibunya meninggalkan rumah. Mereka tidak tahu tujuan perjalanan. Untuk masa yang panjang jauh, dan tidak dapat mencari kakak AWAL. Dalam perjalanan yang Dono, dia mendapati beberapa yang dinamakan olehnya. Antaranya, pada satu ketika dia mendapati sungai penuh dengan batu-batu yang berbau tidak menyenangkan, jadi ia adalah sebuah kampung yang bernama Karanglangu. Dan akhirnya beliau menetap di sana (Karanglangu) sahaja. Semasa dalam perjalanan yang DINI, ia juga mencari beberapa daripada mereka, pada satu ketika dia meninggal sungai penuh dengan haiwan kelip-kelip, jadi tempat itu dinamakan Hamlet Kalikonang. Kemudian terus prosidingnya dan mencari tempat ditepi sungai yang penuh dengan pokok-pokok Gandring sehingga tempat yang dinamakan Hamlet Kedunggandri. Dan yang paling penting ia adalah untuk mencari tempat di mana tanah itu beralun, gelombang / ikal, tempat sehin- oren dinamakan Kampung Gombak. Dan akhirnya dia juga tinggal di sana (gelombang) semata-mata.

Apabila mereka matang, mereka bertemu dengan seorang lelaki dan wanita, tetapi mereka tidak tahu jika mereka yang berkaitan, supaya mereka berminat untuk satu sama lain. Akhirnya Dono dijemput untuk singgah di rumah AWAL. Sejak itu kedua-dua jatuh cinta.

Pada satu ketika, Dono menerapkan DINI hidup bersendirian, dan permohonan itu telah diterima dengan senang hati. Pada lawatan berikutnya, DINI diminta oleh Dono untuk mengurut badannya. Apabila ditekan menyeronokkan, dan melihat parut AWAL di kepala dan kemudian dia Dono bertanya punca luka. Oleh Dono kepada parut, parut yang melanda ibunya dengan enthong di sebagai seorang remaja yang merengek untuk makanan. Jawab punca DINI terkejut dan rasa dalam hati bahawa Dono adalah saudaranya. Dan selepas mereka bercakap dengan panjang lebar, mereka menyedari bahawa mereka adalah adik-beradik. Akhirnya pertunangan mereka yang telah dilakukan, satu persetujuan telah dibatalkan.

Dan untuk mengukuhkan persaudaraan antara kedua-dua maka setiap 2 tahun Dono yang tinggal di Ds.Karanglangu pernah ke tempat beliau dan DINI tinggal di Ds.Ngombak. Acara ini masih disambut ke hari ini setiap tahun kerana pada bulan September / Oktober bernama ASRAHBATIN. Itulah kisah asal-usul Ds.NGOMBAK.


Acara Asrahbatin adalah 2 tahun yang dipegang oleh kampung dan kampung gelombang Karanglangu dipisahkan oleh aliran sungai sungai Tuntang itu. Acara ini telah diadakan oleh penduduk ketua kampung dan Karanglangu menaiki kuda di seberang sungai adalah sempadan Tuntang sebuah kampung kedua, manakala orang Ketua Kampung dan ombak bersedia di dalam sungai untuk mengambil kedatangan Karanglangu. Selepas setiap mesyuarat, rakyat ke arah satu sama lain untuk berjabat tangan dan gelombang kepala kampung. Di sana, menceritakan asal-usul kampung dan kampung gelombang Karanglangu dan dusun yang berada di dalamnya. Acara ini telah diadakan sebagai satu bentuk hubungan yang kedua-dua desa-saudara, serta meneruskan tradisi yang telah turun temurun berakar umbi dalam 2 kampung-kampung. Antara kampung sendiri 2, penduduk tidak dibenarkan dilamun cinta. Dari satu segi, penduduk dilarang lembing Karanglangu dilamun cinta dengan rakyat, dan sebaliknya. Walau bagaimanapun, jika rakan-rakan rakyat dilamun cinta ombak, atau masyarakat hak Karanglangu adalah sah. Larangan dilamun cinta antara 2 kampung-kampung kerana kampung-kampung masih mempunyai persaudaraan tali seperti cerita, dan jika larangan melanggar kononnya boleh menyebabkan bencana yang akan menimpa kampung. tradisi yang masih berterusan hari ini, dan penduduk kedua-dua kampung sentiasa menghormati tradisi turun temurun.
Sedang diterjemahkan, sila tunggu..
 
bahasa-bahasa lain
Sokongan terjemahan alat: Afrikaans, Albania, Amhara, Arab, Armenia, Azerbaijan, Bahasa Indonesia, Bahasa Melayu, Basque, Belanda, Belarus, Bengali, Bosnia, Bulgaria, Catalan, Cebu, Chichewa, Cina, Cina Tradisional, Corsica, Croatia, Czech, Denmark, Esperanto, Estonia, Finland, Frisia, Gaelic Scotland, Galicia, Georgia, Greek, Gujerat, Hausa, Hawaii, Hindi, Hmong, Hungary, Ibrani, Iceland, Igbo, Inggeris, Ireland, Itali, Jawa, Jepun, Jerman, Kannada, Kazakh, Kesan bahasa, Khmer, Kinyarwanda, Klingon, Korea, Kreol Haiti, Kurdistan, Kyrgyz, Lao, Latin, Latvia, Lithuania, Luxembourg, Macedonia, Malagasy, Malayalam, Malta, Maori, Marathi, Mongolia, Myanmar, Nepal, Norway, Odia (Oriya), Parsi, Pashto, Perancis, Poland, Portugis, Punjabi, Romania, Rusia, Samoa, Sepanyol, Serbia, Sesotho, Shona, Sindhi, Sinhala, Slovak, Slovenia, Somali, Sunda, Swahili, Sweden, Tagalog, Tajik, Tamil, Tatar, Telugu, Thai, Turki, Turkmen, Ukraine, Urdu, Uyghur, Uzbek, Vietnam, Wales, Xhosa, Yiddish, Yoruba, Zulu, terjemahan bahasa.

Copyright ©2025 I Love Translation. All reserved.

E-mail: