Kabongan, Asal Muasal RembangSYAHDAN, delapan orang Campa Banjarmiati  terjemahan - Kabongan, Asal Muasal RembangSYAHDAN, delapan orang Campa Banjarmiati  Bahasa Melayu bagaimana untuk mengatakan

Kabongan, Asal Muasal RembangSYAHDA


Kabongan, Asal Muasal Rembang

SYAHDAN, delapan orang Campa Banjarmiati yang dipimpin oleh Pow Le Dien melakukan perjalanan ke barat untuk meraih penghidupan baru. Mereka konon memiliki keahlian dalam bidang pertanian, terutama bertanam tebu.

Suatu hari pada Tahun Saka 1336, kapal mereka mendarat di sebuah sungai berhutan bakau nan lebat. Orang-orang Campa itu kemudian mendarat di sebuah tempat yang landai untuk berdoa dan bersemadi. Setelah mendapatkan pentunjuk dari Yang Mahakuasa, mereka memulai membuka hutan bakau tersebut untuk dijadikan permukiman dan kawasan pertanian.

Hikayat turun-temurun warga menyebutkan, pada bulan Waisaka atau bertepatan dengan Minggu Kasada Tahun Saka 1337, tebu yang mereka tanam tiba masanya dipanen. Setelah melakukan sembahyang, delapan orang Campa mulai bersiap-siap memanen tebu.

Seperti adat yang dibawa dari tanah leluhur, mereka memulai ngrembang (memangkas-Red) dua batang tebu serumpun yang dinamakan tebu pengantin. Upacara tersebut kemudian dinamakan upacara ngrembang sekawit.

Beberapa tahun berlalu, kawasan itu kemudian mulai ramai dikunjungi orang. Masyarakat pun kemudian menyebut permukiman baru tersebut dengan nama ''Kau-Bong-An'' yang merujuk pada kata bakau dalam bahasa Campa. Lambat laun karena akulturasi, orang-orang menyebut daerah tersebut dengan nama Kabongan. Sementara aktivitas ngrembang yang dilakukan oleh orang-orang Campa menjadi cikal bakal kata Rembang saat ini.

Kabongan Kini

Wilayah Kabongan kini berada di pusat kota, berdekatan dengan Alun-alun Kota Rembang, dekat rumah dinas Bupati Rembang. Luas wilayah Kabongan saat ini mencapai 18,08 ha dan dihuni tak kurang dari 1.249 warga yang terbagi menjadi 290 keluarga. Kehidupan warga Kabongan jauh berbeda dibandingkan dengan masa awal pembukaan lahan.

Sekarang, tak ada satu pun petani dan kebun tebu di wilayah Kabongan. Rata-rata penduduknya menjadi nelayan tradisional dan penjual hasil laut. Sebagian kecil menjadi pedagang, pegawai pemerintah, ataupun karyawan swasta. ''Sekitar 60% warga menggantungkan hidup dari laut,'' ungkap Kepala Kelurahan Kabongan Lor Doni Drihandoko.

Selain kebun tebu yang menghilang, Kabongan juga tak lagi dipenuhi pohon bakau yang menjadi cikal bakal nama kampung itu. Hutan bakau telah berganti dengan permukiman warga yang cukup padat. Menurut data di Kelurahan Kabongan Lor, tinggi daratan juga sangat tipis mencapai 1,3 meter dpl (di atas permukaan laut).

Beberapa rumah warga yang dekat dengan garis pantai tak urung mendapat ancaman ombak besar. Jika ombak besar datang, permukiman warga bisa kemasukan air laut. ''Namun belakangan ini tidak ada lagi ombak besar yang membuat air laut naik ke rumah warga,'' katanya.

Ancaman lainnya yang mungkin timbul adalah abrasi yang membuat garis pantai semakin menjorok ke daratan. Meski garis pantai Kabongan berbentuk cekungan, warga melakukan upaya untuk mencegah abrasi dengan membangun pagar penangkal dari batang pohon dan bambu di sepanjang garis pantai.
0/5000
Dari: -
Ke: -
Keputusan (Bahasa Melayu) 1: [Salinan]
Disalin!

Kabong, Asal Apex

tenang, lapan Campa Banjarmiati diketuai oleh Pow Le Dien perjalanan barat untuk mencapai kehidupan yang baru dan lebih baik. Mereka dikatakan mempunyai kepakaran dalam bidang pertanian, terutamanya gula perladangan tebu.

Satu hari pada tahun 1336, kapal mereka mendarat di sungai hutan tanah bakau tebal. Orang Campa dan kemudian sampai di tanah yang rata untuk berdoa dan bermeditasi. Setelah mendapat arahan dari Yang Mahakuasa, mereka mula membuka hutan bakau sebagai kawasan perumahan dan pertanian.

Interior penduduk keturunan berkata, dalam Waisaka atau Ahad bertepatan dengan Festival of the Year 1337, mereka menanam tebu masa menuai. Selepas berdoa, lapan Campa bersiap sedia untuk menuai tebu.

Sebagai tradisi yang dibawa dari tanah nenek moyang mereka, mereka mula Rembang (cut-Red) dua bersekutu tebu pengantin dinamakan. Majlis ini kemudiannya dinamakan majlis Rembang People.

Beberapa tahun berlalu, kawasan itu kemudian mula sesak. masyarakat akan dipanggil penempatan baru dengan nama '' You-Bong-An '' yang merujuk kepada bakau perkataan dalam Campa. Lambat laun kerana pembudayaan, orang memanggil kawasan itu dengan nama simpanan. Walaupun aktiviti yang dijalankan oleh Apex orang Campa dikatakan pelopor Rembang pada masa ini.

Sekarang Kabong

kawasan Kabong kini berada di pusat bandar, berhampiran dengan Dataran Bandar Apex, berhampiran kediaman rasmi Bupati Rembang. Jumlah kawasan simpanan telah mencapai 18.08 hektar dan didiami oleh lebih daripada 1,249 orang dan dibahagikan kepada 290 keluarga. Penjimatan kehidupan rakyat adalah jauh berbeza daripada hari-hari awal pembukaan tanah.

Sekarang, tiada seorang pun daripada petani dan tebu perladangan di wilayah simpanan. Penduduk purata ke dalam nelayan tradisional dan penjual produk marin. Kebanyakan peniaga-peniaga kecil, pegawai kerajaan, dan pekerja sektor swasta. '' Kira-kira 60% daripada penduduk bergantung kepada laut, '' kata Ketua Kampung simpanan Utara Doni Drihandoko.

Selain ladang-ladang gula menghilang, simpanan adalah bakau tidak lagi dipenuhi menjadi pelopor nama kampung. Hutan bakau telah digantikan oleh penduduk perumahan cukup kukuh. Menurut data di kampung Kabong utara tanah besar juga sangat nipis untuk mencapai 1.3 meter asl (di atas paras laut).

Sebahagian daripada rumah-rumah yang dekat dengan pantai tidak dapat tidak mendapat banjir besar. Jika gelombang besar datang, penempatan boleh air laut pencerobohan. '' Tetapi hari ini tidak ada gelombang besar yang membentuk air laut rumah, '' katanya.

Satu lagi ancaman adalah hakisan kemungkinan pantai menjadikan teluk ke tanah besar. Walaupun lembangan pantai Kabong berbentuk, penduduk membuat usaha-usaha untuk mengelakkan lelasan untuk membina rod pagar pokok dan buluh di sepanjang pantai.
Sedang diterjemahkan, sila tunggu..
 
bahasa-bahasa lain
Sokongan terjemahan alat: Afrikaans, Albania, Amhara, Arab, Armenia, Azerbaijan, Bahasa Indonesia, Bahasa Melayu, Basque, Belanda, Belarus, Bengali, Bosnia, Bulgaria, Catalan, Cebu, Chichewa, Cina, Cina Tradisional, Corsica, Croatia, Czech, Denmark, Esperanto, Estonia, Finland, Frisia, Gaelic Scotland, Galicia, Georgia, Greek, Gujerat, Hausa, Hawaii, Hindi, Hmong, Hungary, Ibrani, Iceland, Igbo, Inggeris, Ireland, Itali, Jawa, Jepun, Jerman, Kannada, Kazakh, Kesan bahasa, Khmer, Kinyarwanda, Klingon, Korea, Kreol Haiti, Kurdistan, Kyrgyz, Lao, Latin, Latvia, Lithuania, Luxembourg, Macedonia, Malagasy, Malayalam, Malta, Maori, Marathi, Mongolia, Myanmar, Nepal, Norway, Odia (Oriya), Parsi, Pashto, Perancis, Poland, Portugis, Punjabi, Romania, Rusia, Samoa, Sepanyol, Serbia, Sesotho, Shona, Sindhi, Sinhala, Slovak, Slovenia, Somali, Sunda, Swahili, Sweden, Tagalog, Tajik, Tamil, Tatar, Telugu, Thai, Turki, Turkmen, Ukraine, Urdu, Uyghur, Uzbek, Vietnam, Wales, Xhosa, Yiddish, Yoruba, Zulu, terjemahan bahasa.

Copyright ©2025 I Love Translation. All reserved.

E-mail: