tradisi nyongkolan ini, arak-arakan

tradisi nyongkolan ini, arak-arakan pasangan pengantin didampingi oleh dedare dedare dan terune terune sasak, juga ditemani oleh para tokoh agama, tokoh masyarakat, atau pemuka adat beserta sanak saudara berjalan mengelilingi desa. Peserta iring-iringan tersebut haruslah mengenakan pakaian khas adat suku Sasak, untuk peserta wanita menggunakan baju Lambung (kadang-kadang juga menggunakan baju kebaya), kereng nine / kain songket (sarung khas Lombok), sanggul (penghias kepala), anting dan asesoris lainnya. Bagi pengiring laki-laki menggunakan baju model jas berwarna hitam (atau variasi) yang dijuluki tegodek nongkeq, kereng selewoq poto (sarung tenun panjang khas Lombok) dan capuk (ikat kepala khas Lombok).

Keputusan (Bahasa Indonesia) 1:

Nyongkolan tradisi ini, pengantin baru arak-arakan disertai dengan Dedari Dedari dan jembatan terune terune, juga disertai dengan tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat atau dengan kerabat berjalan di sekitar desa. Peserta konvoi harus memakai adat khusus Sasak, untuk peserta perempuan memakai Hull (kadang-kadang juga menggunakan kebaya), bermuka masam sembilan / songket (sarung tangan Lombok), bun (chief dekorator), anting-anting dan aksesoris lainnya . Untuk model escort laki-laki mengenakan setelan hitam (atau variasi) dijuluki tegodek nongkeq, bermuka masam Foto selewoq (sarung Lombok panjang) dan bopeng (ikat kepala Lombok).