gaya Solo disebut ladrang sedangkan

gaya Solo disebut ladrang sedangkan Jogja bernama Branggah. Ladrang mempunyai bilah (sarung keris) yang lebih ramping dan sederhana tanpa banyak hiasan karena mengikuti gaya senopatenan dan mataram sultan agungan. Sementara keris Solo pada bilahnya lebih banyak ornamen dan bentuk/motif karena mengikuti cita rasa Madura dari Mpu Brojoguno. Ukiran keris solo bertekstur lebih halus daripada jogja. Juga ada perbedaan dari gagang keris, luk, dll. Masing-masing memiliki filosofi sendiri-sendiri.

Keputusan (Bahasa Melayu) 1:

gaya solo dipanggil ladrang manakala Yogyakarta bernama antler. Seni mempunyai (sarung) lebih cepat dan mudah tanpa hiasan sebanyak ia mengikuti gaya dan senopatenan Sultan Agung Mataram. Walaupun bilah keris solo pada lebih perhiasan dan bentuk / corak dengan mengikut cita rasa Madura MPU Brojoguno. Ukiran pisau solo lebih halus bertekstur daripada Jogja. Juga terdapat perbezaan mengendalikan keris, luk, dan lain-lain Masing-masing mempunyai falsafah sendiri.